Sejaktahun 2013, HSI (Halaqah Silsilah Ilmiyyah) AbdullahRoy menghadirkan program belajar online tentang Aqidah Islam secara ta'shil (terstruktur dan berkesinambungan) yang diasuh dan dibimbing oleh Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A. Hafidzhahullahu Ta'ala.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين Halaqah yang ke tujuh belas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Takdir Allah adalah tentang “Peran Do’a di Dalam Beriman dengan Takdir Allah”. Takdir telah tertulis, akan tetapi bukan berarti seseorang meninggalkan berdo’a kepada Allah. Berdo’a adalah bagian dari mengambil sebab yang diperintahkan untuk mendapatkan kebaikan dunia maupun kebaikan akhirat. Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman, وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ [QS Ghafir 60] “Dan berkata Rabb kalian, hendaklah kalian berdo’a kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkan untuk kalian.” Dan Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman, وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ… [QS Al-Baqarah 186] “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang diri-Ku, maka sesungguhnya Aku adalah dekat mengabulkan do’anya orang yang berdo’a kepada-Ku.” Dan do’a adalah ibadah, sebagaimana sabda Nabi ﷺ, الدعاء هو العبادة ”Do’a itu adalah ibadah.” [Hadits Shahih diriwayatkan oleh Abu Dawud, At Tirmidzi, An Nasai, dan Ibnu Majah] Dan Rasulullah ﷺ bersabda, وﻻ ﻳﺮﺩ ﺍﻟﻘﺪﺭ ﺇﻻ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ “Dan tidak menolak Al Qadar kecuali do’a.” [Hadits Hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah] Dan bukanlah yang dimaksud dengan do’a bisa menolak takdir, bahwa do’a bisa melawan takdir Allah yang sudah Allah tulis, akan tetapi makna Al Qadar disini adalah Al Muqoddar, yaitu sesuatu yang ditakdirkan, artinya do’a bisa menjadi sebab berubahnya keadaan yang ditakdirkan oleh Allah menjadi keadaan lain yang juga ditakdirkan oleh Allah. Contoh seseorang ditakdirkan sakit kemudian dia berdo’a kepada Allah meminta kesembuhan kemudian Allah mengabulkan do’anya dan menakdirkan kesembuhan bagi orang tersebut. Dan do’a yang dipanjatkan oleh seseorang kepada Allah adalah bagian dari takdir Allah. Lalu bagaimana dikatakan bahwa doa bisa melawan takdir Allah azza wajalla. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته Abdullah Roy Di kota Al-Madinah Materi audio ini disampaikan di dalam Grup WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah HSI Abdullah Roy. Post navigation
Halaqahyang ke-7 dari Silsilah 'Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang "Shuhuf Mūsā dan Kitab Az-Zabūr". Allāh menyebutkan Shuhuf Mūsā dan sebagian isinya di dalam Surat Al-A'la dan An-Najm, sebagaimana telah disebutkan ayat-ayatnya di dalam halaqah sebelumnya. Ada sebagian ulama yang berpendapat bahwa Shuhuf
MAHAZI HSI Ustadz Dr. Abdullah Roy, Sumber ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ ════════ ❁✿❁ 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 📘 Silsilah Fiqh Haji 1 Halaqah 01 ~ Pengertian, Keutamaan Dan Beberapa Hikmah Haji Halaqah 02 ~ Kewajiban Haji Dan Kapan Diwajibkan Halaqah 03 ~ Pengertian, Ciri, Keutamaan Haji Mabrur dan Cara Mendapatkannya Halaqah 04 ~ Syarat-Syarat Wajib Haji Halaqah 05 ~ Mahrom Wanita Ketika Haji Halaqah 06 ~ Badal Haji Atau Mewakili Orang Lain Dalam Ibadah Haji Halaqah 07 ~ Pembagian Amalan-Amalan Haji Halaqah 08 ~ Rukun Haji Bagian 1 Niat Atau Ihram Dan Wukuf Di Arafah Halaqah 09 ~ Rukun Haji Bagian 2 Thawaf Ifadhah dan Sai’ Halaqah 10 ~ Kewajiban Haji Bagian 1 Ihram Dari Miqat dan Al Halq Serta Memendekan Rambut Halaqah 11 ~ Kewajiban Haji Bagian 2 Wukuf Di Arafah Sampai Tenggelam Matahahari Dan Bermalam di Muzdalifah Halaqah 12 ~ Kewajiban Haji Bagian 3 Melempar Jumroh Halaqah 13 ~ Kewajiban Haji Bagian 4 Bermalam Di Mina dan Thawaf Wada Halaqah 14 ~ Silsilah Manasik Haji Mustahabbat Atau Sunnah-Sunnah Haji Bagian 1 Halaqah 15 ~ Silsilah Manasik Haji Mustahabbat Atau Sunnah-Sunnah Haji Bagian 2 Halaqah 16 ~ Silsilah Manasik Haji Mustahabbat Atau Sunnah-Sunnah Haji Bagian 3 Halaqah 17 ~ Silsilah Manasik Haji Mustahabbat Atau Sunnah-Sunnah Haji Bagian 4 Halaqah 18 ~ Silsilah Manasik Haji Mustahabbat Atau Sunnah-Sunnah Haji Bagian 5 Halaqah 19 ~ Silsilah Manasik Haji Mustahabbat Atau Sunnah-Sunnah Haji Bagian 6 Halaqah 20 ~ Silsilah Manasik Haji Mustahabbat Atau Sunnah-Sunnah Haji Bagian 7 Halaqah 21 ~ Miqot Halaqah 22 ~ Larangan-Larangan Di Dalam Ihram Bagian 1 Halaqah 23 ~ Larangan-Larangan Di Dalam Ihram Bagian 2 Halaqah 24 ~ Larangan-Larangan Di Dalam Ihram Bagian 3 Halaqah 25 ~ Tatacara Haji Dan Umroh Secara Global 📘 Silsilah Fiqh Haji 2 Halaqah 26 ~ Hal – Hal dan Hukum-Hukum yang berkaitan dengan Ihram Bagian 1 Halaqah 27 ~ Hal – Hal dan Hukum-Hukum yang berkaitan dengan Ihram Bagian 2 Halaqah 28 ~ Beberapa Perkara dan Hukum Yang Berkaitan Dengan Talbiah Halaqah 29 ~ Beberapa Perkara dan Hukum Yang Berkaitan Dengan Memasuki Masjidil Haram Halaqah 30 ~ Beberapa Perkara Dan Hukum Berkaitan Dengan Thawaf Bagian 01 Halaqah 31 ~ Beberapa Perkara Dan Hukum Berkaitan Dengan Thawaf Bagian 02 Halaqah 32 ~ Beberapa Perkara dan Hukum Berkaitan Dengan Meminum Air Zamzam Halaqah 33 ~ Beberapa Perkara dan Hukum Berkaitan Dengan Sai Halaqah 34 ~ Beberapa Perkara dan Hukum Berkaitan Dengan Menggundul atau Memendekan Rambut Halaqah 35 ~ Beberapa Perkara dan Hukum Berkaitan Amalan Pada Tanggal 8 Dzulhijjah Atau Hari Tarwiyah Halaqah 36 ~ Beberapa Perkara Dan Hukum Wukuf Di Arafah Bagian 01 Halaqah 37 ~ Beberapa Perkara Dan Hukum Wukuf Di Arafah Bagian 02 Halaqah 38 ~ Beberapa Perkara Dan Hukum Berkaitan Dengan Mabit Atau Bermalam Di Muzdalifah Halaqah 39 ~ Beberapa Perkara dan Hukum yang Berkaitan dengan Amalan di Hari Kurban atau tanggal 10 Dzulhijjah Bagian 01 Halaqah 40 ~ Beberapa Perkara dan Hukum yang Berkaitan dengan Amalan di Hari Kurban atau tanggal 10 Dzulhijjah Bagian 02 Halaqah 41 ~ Beberapa Perkara dan Hukum yang Berkaitan dengan Amalan di Hari Kurban atau tanggal 10 Dzulhijjah Bagian 03 Halaqah 42 ~ Bermalam di Mina pada Hari Tasyrik Halaqah 43 ~ Beberapa Perkara dan Hukum Berkaitan Dengan Amalan Melempar Jumroh di Hari-Hari Tasyrik Bagian 1 Halaqah 44 ~ Beberapa Perkara dan Hukum Berkaitan Dengan Amalan Melempar Jumroh di Hari-Hari Tasyrik Bagian 2 Halaqah 45 ~ Beberapa Perkara dan Hukum Berkaitan Dengan Amalan Melempar Jumroh di Hari-Hari Tasyrik Bagian 3 Halaqah 46 ~ Beberapa Perkara dan Hukum Berkaitan Dengan Thawaf Wada Halaqah 47 ~ Ziarah Masjid Nabawi Halaqah 48 ~ Beberapa Hukum Berkaitan dengan Safar dan Miqot Jeddah Halaqah 49 ~ Masalah Menyembelih Hadyu Tammatu, Melempar 3 Jumroh, Sholat Jumat dan Sholat Hari Raya Bagi Para Jama’ah Haji Halaqah 50 ~ Doa dan Dzikir di Arafah dan Tempat-Tempat Yang Lain 📘 Silsilah Ziaroh ke Kota madinah Halaqah 1 ~ Kota Madinah Sebelum Hijrahnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Halaqah 2 ~ Nama-Nama Kota Madinah Halaqah 3 ~ Keutamaan Kota Madinah Bagian 01 Halaqah 4 ~ Keutamaan Kota Madinah Bagian 02 Halaqah 5 ~ Keutamaan Kota Madinah Bagian 03 Halaqah 6 ~ Keutamaan Kota Madinah Bagian 04 Halaqah 7 ~ Ziarah Masjid Nabawi Bagian 01 Halaqah 8 ~ Ziarah Masjid Nabawi Bagian 02 Halaqah 9 ~ Ziarah Masjid Nabawi Bagian 03 Halaqah 10 ~ Ziarah Masjid Nabawi Bagian 04 Halaqah 11 ~ Ziarah Masjid Nabawi Bagian 05 Halaqah 12 ~ Ziarah Masjid Nabawi Bagian 06 Halaqah 13 ~ Ziarah Masjid Quba Bagian 01 Halaqah 14 ~ Ziarah Masjid Quba Bagian 02 Halaqah 15 ~ Ziarah Masjid Quba Bagian 03 Halaqah 16 ~ Ziarah Masjid Quba Bagian 04 Halaqah 17 ~ Berziarah Ke Makam Rasulullah, Abu Bakar Dan Umar Bagian 1 Halaqah 18 ~ Berziarah Ke Makam Rasulullah, Abu Bakar Dan Umar Bagian 2 Halaqah 19 ~ Berziarah Ke Makam Rasulullah, Abu Bakar Dan Umar Bagian 3 Halaqah 20 ~ Berziarah Ke Makam Rasulullah, Abu Bakar Dan Umar Bagian 4 Halaqah 21 ~ Berziarah Ziarah Pemakaman Baqi Bagian 01 Halaqah 22 ~ Berziarah Ziarah Pemakaman Baqi Bagian 02 Halaqah 23 ~ Berziarah Ziarah Pemakaman Baqi Bagian 03 Halaqah 24 ~ Berziarah Ziarah Pemakaman Baqi Bagian 04 Halaqah 25 ~ Ziarah Pemakaman Syuhada Uhud 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍
Halaqahyang ke - 7 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Dengan Takdir Allah adalah tentang Cara Beriman Dengan Takdir Allah Bagian yang ke 4 Diantara cara beriman bengan takdir Allah adalah dengan mengimani tingkatan takdir yang ke-3 yaitu Masyiiatullah (kehendak Allah) dan yang dimaksud adalah beriman bahwa apa yang Allah kehendaki pasti terjadi dan apa yang tidak Allah kehendaki maka tidak akan
Download audio السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله و صحبه أجمعين Halaqah yang ke-9 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Kitab-Kitab Allah adalah tentang “Kitab At-Taurat Bagian 2”. Diantara kabar yang kita ketahui tentang Kitab Taurat di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits, ● Ketiga Bahwasanya Allah telah menulis At-Taurat dengan tangan-Nya. Di dalam sebagian riwayat dari kisah percakapan antara Nabi Adam dan Musa alayhimassalām, Nabi Adam berkata kepada Musa, وخَطَّ لك التوراة بيده “Dan Dialah yang telah menulis untukmu At-Taurat dengan tangan-Nya.” HR Abu Dawud, Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullāh Diantara kabar yang kita ketahui tentang Taurat adalah, ● Keempat Sebagian yang terkandung di dalam kitab ini. Dan diantara kandungan Taurat ⑴ Beberapa Perkara yang Terkandung di dalam Shuhuf Ibrahim Alayhissalām ⇒ Sebagaimana telah berlalu penjelasannya. ⇒ Ini bagi yang berpendapat bahwa Shuhuf Musa adalah Taurat. ⑵ Hukum-Hukum Untuk Bani Israil Allah berfirman, إِنَّا أَنْزَلْنَا التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُوا لِلَّذِينَ هَادُوا “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Taurat, di dalamnya ada petunjuk dan cahaya yang dengan kitab tersebut para Nabi yang berserah diri memberi keputusan atau menghukumi untuk orang-orang Yahudi.” QS Al-Maidah 44 Kemudian di dalam ayat setelahnya, Allah mengabarkan sebagian hukum-hukum tersebut yaitu tentang Hukum Qishash. Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman, وَكَتَبْنَا عَلَيْهِمْ فِيهَا أَنَّ النَّفْسَ بِالنَّفْسِ وَالْعَيْنَ بِالْعَيْنِ وَالْأَنْفَ بِالْأَنْفِ وَالْأُذُنَ بِالْأُذُنِ وَالسِّنَّ بِالسِّنِّ وَالْجُرُوحَ قِصَاصٌ ۚ فَمَنْ تَصَدَّقَ بِهِ فَهُوَ كَفَّارَةٌ لَهُ ۚ “Dan Kami tetapkan bagi mereka di dalam Taurat bahwa jiwa dibalas dengan jiwa, mata dibalas dengan mata, hidung dibalas dengan hidung, telinga dibalas dengan telinga, gigi dibalas dengan gigi, dan luka-luka pun ada qishashnya. Maka barangsiapa bershadaqah dengannya yaitu dengan melepas hak qishashnya maka itu menjadi penebus dosa baginya.” Al-Maidah 45 Dan diantara kandungan At-Taurat, ⑶ Kabar Gembira Tentang Kedatangan Nabi Muhammad Shallallāhu Alayhi Wa Sallam Allah berfirman, الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِندَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنجِيلِ “Yaitu orang-orang yang mengikuti Rasul lagi Nabi yang ummi, yaitu tidak membaca dan tidak menulis yang namanya mereka temukan tertulis di sisi mereka di dalam Taurat dan Injil.” QS Al-A’raf 157 Diantara kandungan Taurat adalah tentang, ⑷ Penyebutan Sebagian Sifat Sahabat Rasulullah Shallallāhu Alayhi Wa Sallam Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman, مُحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنجِيلِ “Muhammad adalah Rasulullah, dan orang-orang yang bersamanya yaitu para sahabat keras terhadap orang-orang kafir, saling menyayangi di antara mereka. Engkau melihat mereka ruku’ lagi sujud mencari karunia dan keridhaan dari Rabb mereka. Tanda mereka ada di wajah-wajah mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka di dalam Taurat dan sifat-sifat mereka di dalam Injil.” QS Al-Fath 29 Diantara kandungan Taurat, ⑸ Bahwasanya Allah Membeli Jiwa dan Harta Orang-Orang yang Beriman dengan Surga Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman, إِنَّ اللّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْداً عَلَيْهِ حَقّاً فِي التَّوْرَاةِ وَالإِنجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللّهِ فَاسْتَبْشِرُواْ بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُم بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang yang beriman diri-diri mereka dan harta-harta mereka dengan surga. Mereka berperang di jalan Allah kemudian mereka membunuh dan dibunuh. Janji Allah yang haq di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Dan siapa yang lebih menyempurnakan janji daripada Allah? Maka hendaklah kalian bergembira dengan jual beli yang kalian lakukan, yang demikian adalah keuntungan yang besar.” QS At-Taubah 111 Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته Abdullah Roy, Di kota Al-Madinah Materi audio ini disampaikan di dalam grup WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah HSI Abdullah Roy.
Halaqah09 Beriman Dengan Takdir dan Mengambil Sebab Bagian 1. Halaqah-10 Beriman Dengan Takdir dan Mengambil Sebab Bagian 2. Halaqah-11 Beriman Dengan Takdir dan Mengambil Sebab Bagian 3. Halaqah-12 Aliran Sesat Yang Menyimpang Di Dalam Masalah Takdir. Halaqah-13 Dua Macam Iradah Atau Keinginan Allāh.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه Halaqah yang ke sembilan dari Silsilah Ilmiyyah Penjelasan Kitab Fadhlul Islam yang dikarang oleh Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah. Beliau mengatakan, وفيه أيضا، Dan di dalamnya juga kalau kita melihat – وفيه – dan di dalamnya, ucapan ini seakan-akan dia juga berada di dalam Shahih Al Bukhari karena hadits yang sebelumnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari. Kalau yang dimaksudkan – وفيه – di sini adalah dan di dalam Shahih Bukhari juga, maka Allahu A’lam ini adalah mungkin lupa atau salah di dalam menempatkan, karena kalau kita melihat, ternyata diriwayatkan oleh Al Imam Muslim, ini kalau yang dimaksud adalah Shahih Bukhari. Tapi jika yang dimaksud oleh beliau adalah maksudnya di dalam hadits yang shahih maka benar, tapi kalau kita melihat akhirnya Akhrojahul Bukhari menunjukan bahwasanya beliau memasukkan di sini adalah Shahih Bukhori. Allahua’lam bahwasanya hadits ini yang benar diriwayatkan oleh Imam Muslim, bukan diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari. عن أبي هُرَيرَة رَضِيَ اللهُ عنه، عنِ النبيِّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم أنَّه قال أضلَّ اللهُ عنِ الجُمُعة مَن كان قَبْلَنا، Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ’Anhu, Rasulullah ﷺ bersabda, Allah ﷻ telah menyesatkan orang-orang sebelum kita dari hari Jum’at. Maksudnya adalah menjadikan mereka tidak menjadikan hari Jum’at ini sebagai hari besar/utama bagi mereka. Allah ﷻ menjadikan orang-orang sebelum kita, tidak menjadikan hari Jum’at sebagai hari besar mereka. Itu maksud dari – أضلَّ اللهُ – Allah ﷻ ingin memberikan hari Jum’at ini kepada orang-orang yang paling Allah ﷻ cintai, yaitu kaum Muslimin. Allah ﷻ sesatkan orang-orang sebelum kita untuk mendapatkan hari Jum’at ini sebagai hari Raya. فكانَ لليهودِ يومُ السَّبت، Maka orang-orang Yahudi mereka memiliki hari Sabtu. Menjadikan hari Sabtu sebagai hari raya mingguan bagi mereka. و للنَّصارى يومُ الأحد، Dan orang-orang Nashoro mereka memiliki hari Ahad. Menjadikan hari Ahad ini sebagai hari besar mingguan bagi mereka. Di situlah mereka berkumpul, beribadah, dan sampai sekarang demikian. Orang-orang Nashrani menjadikan hari Ahad ini sebagai raya mingguan bagi mereka, demikian pula orang-orang Yahudi mereka adalah – Ashabu Sabt – menjadikan hari Sabtu ini sebagai hari raya mingguan bagi mereka, mengganggap bahwasanya hari tersebut adalah hari yang baik, mereka menganggap hari tersebut Allah ﷻ beristirahat dari menciptakan langit dan Bumi, karena Allah ﷻ menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari dari Ahad sampai Jum’at, di hari Sabtunya mereka meyakini bahwasanya Allah ﷻ istaroh, maka di situlah mereka beribadah kepada Allah ﷻ, mereka menganggap bahwasanya hari itu adalah hari yang paling utama menurut mereka. Adapun orang-orang Nashrani menjadikan hari Ahad sebagai hari yang utama bagi mereka karena dianggap itu adalah hari yang pertama. Jadi menurut mereka yang pertama itulah yang paling utama. Hari pertama dalam satu pekan adalah hari Ahad, makanya dinamakan Al Ahad karena dia yang pertama. Yaumul Isnain hari yang ke dua, yaumuts tsulasa hari yang ke tiga, yaumul arbia’ hari yang ke empat dari kata Arba’, yaumul khomis dari kata Al khomis yaitu hari Kamis, hari ke lima. Maka itulah keadaan orang Yahudi dan Nashrani, menganggap itu adalah hari yang mulia menurut mereka. فجاءَ اللهُ بنا فهَدَانا ليومِ الجُمُعة، Kemudian Allah ﷻ mendatangkan kita mendatangkan orang-orang Islam, diutus Nabi Muhammad ﷺ dan masuklah ke dalam Islam orang yang masuk ke dalam agama Islam kemudian Allah ﷻ menunjukan kita kepada hari Jum’at ini. Ditunjukan kita bahwasanya hari yang paling mulia adalah hari Jum’at. Dalam sebuah Hadits Nabi ﷺ mengatakan, إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمُ الْجُمُعَةِ، … Sesungguhnya termasuk hari-hari kalian yang paling afdhol adalah hari Jum’at. Dan beliau juga mengatakan, إِنَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ سَيِّدُ الأَيَّامِ ، وَأَعْظَمُهَا عِنْدَ اللَّهِ Sesungguhnya hari Jum’at ini adalah pemukanya hari-hari yang dikedepankan yang diutamakan diantara hari-hari dan dia adalah hari-hari yang paling besar di sisi Allah ﷻ. Ini yang mengabarkan Rasulullah ﷺ. Siapa yang mengabarkan kepada Rasul? Allah. – عِنْدَ اللَّهِ – di sisi Allah ﷻ hari yang paling besar yang diutamakan adalah hari Jum’at. Allah ﷻ beritahukan ini kepada kita umat Islam dan diantara kejadian-kejadian besar di hari tersebut bahwasanya di hari tersebut Allah ﷻ ciptakan Adam dan di hari tersebut Allah ﷻ turunkan Adam ke bumi, dan di hari tersebut Allah mewafatkan Adam, dan di dalamnya yaitu di Hari Jum’at ada satu waktu barangsiapa yang meminta kepada Allah ﷻ di waktu tersebut maka Allah ﷻ mengabulkan kepadanya, dan di hari tersebut juga akan terjadi As-Saa’ah. Ini menunjukan tentang kejadian-kejadian besar yang terjadi di hari tersebut dan Allah ﷻ menjadikan hari Jum’at sebagai Sayyidul Ayyam, yaitu hari yang paling mulia/utama. ، وكذلك هم تبعٌ لنا يومَ القيامَةِ، Dan demikianlah mereka ini orang-orang Yahudi dan orang-orang Nashrani mereka akan di belakang kita. Kita diberikan dan ditunjukan oleh Allah ﷻ kepada hari yang paling mulia, sementara orang-orang Yahudi dan orang-orang Nashrani mereka tidak diberikan yang demikian. Menunjukan tentang keutamaan umat Islam dibandingkan orang-orang Yahudi dan Nashrani. Berarti menunjukan bahwasanya umat Islam, mereka adalah lebih utama daripada orang-orang Yahudi dan Nashrani, lebih utama daripada umat-umat sebelum kita, lebih utama daripada pengikutnya Nabi Musa, dan lebih utama daripada pengikutnya Nabi Isa alaihisalam. Maka demikian pula mereka di Hari Kiamat juga berada di belakang kita, maksudnya adalah mengikuti kita maksudnya adalah di bawah kita. نحنُ الآخِرونَ من أهلِ الدُّنيا، Kita ini adalah orang-orang yang akhir diantara penduduk dunia karena Nabi kita adalah Nabi yang terakhir, tidak ada Nabi setelah Beliau ﷺ maka kita adalah umat yang paling akhir karena Nabi kita Nabi yang terakhir tidak ada lagi Nabi setelah Beliau, sehingga tidak ada lagi umat setelah kita. والأَوَّلونَ يومَ القِيامَةِ، Dan kita adalah orang yang paling awal di hari kiamat. Orang yang paling awal maksudnya adalah orang yang paling awal masuk ke dalam surga di hari kiamat. Bisa juga dan tidak ada pertentangan di dalamnya, bukan hanya – الأَوَّلونَ يومَ القيامة – di dalam masuk ke dalam Surga, tapi juga kita adalah orang yang pertama dihisab diantara makhluk, sebagaimana di dalam riwayat والأَوَّلونَ يومَ القِيامَةِ المقضيُّ لهم قبلَ الخلائقِ Jadi kita yang terakhir diantara penduduk dunia tapi kita yang pertama kali dihisab. Di dalam hadits yang lain, نحن الآخرون الْأولون يوم القيامة، ونحن أوّل من يدخل الجنة Kita adalah orang-orang yang terakhir maksudnya di dunia. الْأولون يوم القيامة Kita yang pertama-tama di hari Kiamat. ونحن أوّل من يدخل الجنة Dan kita adalah orang yang pertama kali masuk ke dalam Surga. Berarti – الْأولون – tadi bisa maknanya yang pertama kali dihisab dan maknanya yang pertama kali masuk ke dalam surga dan tidak ada pertentangan diantara keduanya. Allah ﷻ utamakan kita dengan berbagai keutamaan. Maka ini menunjukan tentang Islam yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ , karena mereka bisa demikian disebabkan karena mereka memeluk agama Islam. Islam yang dibawa Nabi ﷺ maka mereka mendapatkan keutamaan tersebut. Keutamaan orang-orang Islam yang disebutkan dalam hadits ini disebabkan oleh keutamaan Islam yang mereka peluk dan ini menunjukan tentang keutamaan Islam. Oleh karena itu didatangkan oleh beliau hadits ini di dalam bab ini, karena dia menunjukan tentang keutamaan Islam. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, semoga bermanfaat, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته Abdullah Roy Di Kota Jember Materi audio ini disampaikan di dalam grup WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah HSI Abdullah Roy.
Halaqahyang ke-7 dari Silsilah Belajar Tauhid "Termasuk Syirik Memakai Jimat". Kamis, 12 September 2019 Halaqah Silsilah Ilmiah (HSI) Belajar Tauhid (Halaqah 9) Termasuk Syirik Besar Menyembelih Untuk Selain Allah Search. Annisa Lestari 2012. Tema PT Keren Sekali.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين Halaqah yang ke sembilan dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Takdir Allah adalah tentang “Beriman dengan Takdir dan Mengambil Sebab Bagian 1”. Seorang yang beriman selain diperintah untuk beriman dengan takdir Allah juga diperintah untuk mengambil sebab dan bertawakal kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla dan tidak bertawakal kepada sebab tersebut. Rezeki sudah ditakdirkan oleh Allah azza wa jalla dan kita diperintahkan untuk mencari rezeki yang halal. Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman, فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ [QS Al-Jumu’ah 10] “Kemudian apabila sudah selesai shalat Jum’at maka hendaklah kalian menyebar di permukaan bumi dan carilah dari karunia Allah dan perbanyaklah di dalam mengingat Allah, semoga kalian beruntung.” Dan Allah berfirman, …ۗ وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ… [QS Al-Baqarah 275] “Dan Allah telah menghalalkan jual beli.” Dan di dalam sebuah hadits Rasulullah ﷺ bersabda, لَأَنْ يَحْتَزِمَ أَحَدُكُمْ حُزْمَةَ مِنْ حَطَبٍ فَيَحْمِلَهَا عَلَى ظَهْرِهِ فَيَبِيعَهَا خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ رَجُلًا يُعْطِيهِ أَوْ يَمْنَعُهُ “Sungguh salah seorang di antara kalian mencari satu ikat kayu bakar kemudian mengangkatnya di atas punggungnya lebih baik daripada dia meminta orang lain, baik diberi atau tidak diberi.” [HR Al Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu] Dan beliau ﷺ bersabda, لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا تُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا “Seandainya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah niscaya kalian akan diberi rezeki, sebagaimana burung diberi rezeki. Pagi-pagi mereka pergi dalam keadaan lapar dan datang di sore hari dalam keadaan kenyang.” [HR At Tirmidzi dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah] Dan burung di dalam mencari rezeki tidak hanya berdiam diri dan berpangku tangan di sarangnya tetapi dia pergi mencari sebab di dalam mendapatkan rezeki tersebut. Dan dahulu para Nabi alaihimussalam bekerja dan mereka adalah orang-orang yang beriman dengan takdir Allah. Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman, وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِي الْأَسْوَاقِ ۗ… [QS Al-Furqan 20] “Dan Kami tidaklah mengutus sebelummu seorang Rasul pun kecuali mereka memakan makanan dan pergi ke pasar” Dan di dalam sebuah hadits Rasulullah ﷺ bersabda, كَانَ زَكَرِيَّا نَجَّاراً . “Dahulu Nabi Zakaria adalah seorang tukang kayu.” [HR Muslim] Dan Nabi Musa alaihissalam pernah bekerja sebagai seorang penggembala untuk orang yang shaleh dari Madyan selama beberapa tahun, sebagaimana Allah Subhānahu wa Ta’āla sebutkan di dalam surat Al Qashash ayat 27. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته Abdullah Roy Di kota Al-Madinah Materi audio ini disampaikan di dalam Grup WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah HSI Abdullah Roy.
. 422 401 112 486 191 310 499 369
hsi 7 halaqah 9